Silsilah Fiqih Doa dan Dzikir No: 139
MENGAWALI DOA DENGAN SHALAWAT*
Tak ada di antara kita yang tidak menginginkan doa-doanya dikabulkan Allah ta’ala. Namun, sekedar memiliki keinginan saja tidak cukup. Perlu ada upaya serius untuk mewujudkan keinginan tersebut. Langkah nyatanya antara lain adalah dengan memenuhi adab-adab berdoa.
Di antara adab yang sangat membantu terkabulnya doa adalah bershalawat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebelum berdoa.
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda,
“كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوْبٌ حَتَّى يُصَلَّى عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ”
“Setiap doa akan terhalang (untuk dikabulkan) hingga dibacakan shalawat kepada Muhammad dan keluarganya”. HR. Thabaraniy dalam al-Mu’jam al-Ausath dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu dan dinilai hasan oleh al-Albaniy.
Umar bin Khatthab radhiyallahu’anhu memperjelas maksud hadits di atas,
“إِنَّ الدُّعَاءَ مَوْقُوفٌ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ، لَا يَصْعَدُ مِنْهُ شَيْءٌ، حَتَّى تُصَلِّيَ عَلَى نَبِيِّكَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ”
“Sesungguhnya doa itu akan tertahan di antara langit dan bumi, tidak akan diangkat; hingga engkau bershalawat kepada Nabimu shallallahu’alaihiwasallam”. Diriwayatkan oleh Tirmidziy dan dinyatakan hasan oleh al-Albaniy.
Jadi setiap doa yang dilantunkan hamba tidak akan diangkat ke hadapan Allah tabaraka wa ta’ala hingga disertai dengan shalawat. Sebab shalawat merupakan pengantar terkabulnya sebuah doa. Demikian keterangan al-Munawiy dalam Faidh al-Qadîr.
Redaksi Shalawat
Sering kita temukan berbagai macam redaksi shalawat di masyarakat. Namun redaksi terbaik tentunya adalah yang diajarkan langsung oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Di antaranya adalah redaksi yang terkenal dengan istilah Shalawat Ibrahimiyyah.
Ka’ab bin ‘Ujrah radhiyallahu ‘anhu bertutur,
سَأَلْنَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ الصَّلاَةُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ البَيْتِ، فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ عَلَّمَنَا كَيْفَ نُسَلِّمُ عَلَيْكُمْ؟ قَالَ: ” قُولُوا: اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ “
“Kami bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah cara bershalawat kepada engkau (dan) keluargamu? Sungguh Allah telah mengajari kami cara mengucapkan salam untuk kalian”. Beliau menjawab, “Ucapkanlah, “Allôhumma sholli ‘alâ Muhammad, wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ shollaita ‘alâ Ibrôhîm wa ‘alâ âli Ibrôhîm, innaKa Hamîdum Majîd. Allôhumma bârik ‘alâ Muhammad, wa ‘alâ âli Muhammad, kamâ bârokta ‘alâ Ibrôhîm wa ‘alâ âli Ibrôhîm, innaKa Hamîdum Majîd”. (Ya Allah limpahkanlah shalawat-Mu untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau limpahkan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sungguh Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia. Ya Allah curahkanlah keberkahan untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau curahkan keberkahan kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sungguh Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia”. HR. Bukhari.
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 24 Dzulqa’dah 1439 / 6 Agustus 2018